Warisan Budaya |
Adab tersebut biasa disebut sebagai wewaton (guru/patokan). Dalam tembang macapat terdapat 3 guru yakni guru gatra (banyaknya jumlah baris dalam satu bait), guru wilangan (banyaknya suku kata dalam setiap baris) dan guru lagu (jatuhnya suara vokal dalam setiap baris/dhong-dhing).
Awal mula tembang macapat sendiri sampai saat ini masih dalam perdebatan. Masyarakat jawa tengah pada umumnya mengetahui tembang macapat ada sejak masa-masa akhir kerajaan Majapahit dan mulai masuknya Islam di tanah jawa. Pada jaman Walisongo tembang macapat banyak digunakan sebagai media dakwah dalam penyebaran agama Islam di tanah Jawa.
Dari beberapa sumber menyebut bahwa macapat sudah ada sebelum kedatangan Islam, khususnya di Jawa Timur dan Bali. Menurut pakar budaya jawa Poerbatjaraka dan Zoetmulder (Belanda), macapat sebagai puisi asli Jawa lebih tua usianya daripada kakawin.
Banyak tafsir terhadap asal-muasal kata macapat. Ada yang berpendapat berasal dari kata ”mocone papat papat” (membacanya empat empat), ada yang menafsirkan dari kata Maca Asipat (Membaca sifat manusia), dan ada juga yang berpendapat Janmo Koco Asifat (cerminan sifat manusia).
Selain perbedaan tafsir dalam kata “macapat”, perbedaan tafsir juga terdapat dalam beberapa jenis tembang yang ada dalam macapat. Perbedaan tafsir ini secara otomatis akan berpengaruh pada urutan tembang macapat. Misalanya tentang tembang Maskumambang, ada yang menafsirkan janin dalam rahim, namun ada juga yang menafsirkan seorang anak setelah lahir.
Meski terdapat banyak perbedaan tafsir macapat, namun pada aturan-aturan baku tetap sama. Guru gatra, guru wilangan dan guru lagu semua tetap menggunakan patokan yang sama.
Tembang macapat diyakini sebagian besar orang jawa sebagai kelompok tembang yang memiliki makna proses hidup manusia, proses dimana Tuhan memberikan ruh-Nya, hingga manusia tersebut kembali kepada-Nya. Sifat-sifat manusia sejak lahir hingga kematiannya digambarkan dengan runtut dalam sebelas tembang macapat.
Adapun sebelas tembang macapat yang kaya makna tersebut diantaranya :
- Maskumambang (Janin)
- Mijil (Terlahir)
- Sinom (Muda)
- Kinanti (Dipandu)
- Asmaradana (Api Asmara)
- Gambuh (Sepaham/cocok)
- Dhandanggula (Manisnya Kehidupan)
- Durma (Mundurnya tata krama)
- Pangkur (Menarik diri)
- Megatruh (Sakaratul maut)
- Pucung (Kematian/dipocong)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !